Muslim muda, beberapa hari yang lalu ada ustadz memberikan kultum di depan jamaah.
Beliau sedikit membahas tentang perayaan Natal yang sebentar lagi dirayain oleh orang-orang Nasrani.
Ditengah-tengah kultumnya beliau bertanya kepada salah seorang jamaah, “Bagaimana pendapat anda jika ada orang yang baru-baru minum khamar lalu di berikan ucapan ‘Selamat... anda telah minum khamar?’ ”
Lalu jamaah tersebut menolak, “Tidak mungkin ustadz, masa orang baru-baru berbuat maksiat diberikan ucapan selamat”
Lalu ustadz tersebut melanjutkan, “Begitulah bersikap kepada orang-orang Nasrani, tidak boleh kita mengucapkan selamat Natal kepada mereka. Kenapa??? Masa orang yang menyembah selain Allah diberi ucapan selamat, padahal Menyembah selain Allah adalah dosa besar”
“Orang-orang Nasrani mungkin mengatakan ‘ini kan cuma perkataan jadi tidak apa-apa ucapan selamat Natal’. Tapi coba suruh mereka mengucapkan Syahadat, pasti mereka tidak mau. Padahal itu kan Cuma kata-kata juga”. Lanjut ustadz.
Demikianlah nasehat singkat dari ustadz. Sebuah nasehat berharga untuk kita semua.
Jadi masih mau nggak kasi ucapan selamat buat teman-teman kita yang Nashrani?? Semoga tidak yah. Karena ini masalah ibadah. Kita boleh berinteraksi dengan mereka dalam hal muamalah tapi dalam hal ibadah maka nggak boleh.
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah berkata : “Hendaklah berhati-hati jangan sampai terjerumus sebagaimana orang-orang bodoh, ke dalam ucapan-ucapan yang menunjukkan ridha mereka terhadap agamanya. Seperti ucapan mereka, “semoga Allah membahagiakan kamu dengan agamamu”atau “memberkatimu dalam agamamu”, atau berkata, “semoga Allah memuliakanmu”, kecuali jika berkata, “semoga Allah memuliakanmu dengan Islam”, atau yang senada dengan itu. Itu semua ucapan selamat dengan perkara-perkara umum. Tetapi tetapi jika ucapan selamat dengan syi’ar-syi’ar kufur yang khusus milik mereka seperti hari Raya dan puasa mereka, dengan mengatakan “Selamat hari raya Natal” umpamanya atau “Berbahagialah dengan hari raya ini” atau yang senada dengan itu, maka jika yang mengucapkannya selamat dari kekufuran, dia tidak lepas dari maksiat dan keharaman. Sebab itu sama halnya dengan memberikan uacapan selamat terhadap sujud mereka kepada salib, bahkan di sisi Allah hal itu lebih dimurkai dari pada memberikan selamat atas perbuatan meminum khamar, membunuh orang, berzina atau yang sebangsanya. Dan seterusnya... (sumber Buku Kitab Tauhid I oleh Syaikh Shalih bin Fauzan)
Muslim muda, sebagai seorang muslim, klo mengucapkan selamat Natal saja dilarang kepada orang-orang kafir, apatah lagi ikut merayakan hari raya mereka. Jadi ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal toleransi antar umat beragama :
1. Tidak boleh menyambut dan bergembira dengan hari raya orang-orang non Islam.
2. Tidak boleh mengucapkan selamat atas perayaan orang-orang non Islam.
3. Tidak boleh memberikan hadiah pada perayaan hari besar orang non muslim.
4. Tidak boleh menghadiri perayaan hari besar orang-orang non Islam.
Jadi sudah paham yah, bagaimana kita seharusnya bertoleransi antar umat beragama. Jadi jangan latah dan ikut-ikutan dengan perayaan-perayaan mereka. Dan disinilah pentingnya kita berilmu. (Abu Ubaid Assabbany)
Beliau sedikit membahas tentang perayaan Natal yang sebentar lagi dirayain oleh orang-orang Nasrani.
Ditengah-tengah kultumnya beliau bertanya kepada salah seorang jamaah, “Bagaimana pendapat anda jika ada orang yang baru-baru minum khamar lalu di berikan ucapan ‘Selamat... anda telah minum khamar?’ ”
Lalu jamaah tersebut menolak, “Tidak mungkin ustadz, masa orang baru-baru berbuat maksiat diberikan ucapan selamat”
Lalu ustadz tersebut melanjutkan, “Begitulah bersikap kepada orang-orang Nasrani, tidak boleh kita mengucapkan selamat Natal kepada mereka. Kenapa??? Masa orang yang menyembah selain Allah diberi ucapan selamat, padahal Menyembah selain Allah adalah dosa besar”
“Orang-orang Nasrani mungkin mengatakan ‘ini kan cuma perkataan jadi tidak apa-apa ucapan selamat Natal’. Tapi coba suruh mereka mengucapkan Syahadat, pasti mereka tidak mau. Padahal itu kan Cuma kata-kata juga”. Lanjut ustadz.
Demikianlah nasehat singkat dari ustadz. Sebuah nasehat berharga untuk kita semua.
Jadi masih mau nggak kasi ucapan selamat buat teman-teman kita yang Nashrani?? Semoga tidak yah. Karena ini masalah ibadah. Kita boleh berinteraksi dengan mereka dalam hal muamalah tapi dalam hal ibadah maka nggak boleh.
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah berkata : “Hendaklah berhati-hati jangan sampai terjerumus sebagaimana orang-orang bodoh, ke dalam ucapan-ucapan yang menunjukkan ridha mereka terhadap agamanya. Seperti ucapan mereka, “semoga Allah membahagiakan kamu dengan agamamu”atau “memberkatimu dalam agamamu”, atau berkata, “semoga Allah memuliakanmu”, kecuali jika berkata, “semoga Allah memuliakanmu dengan Islam”, atau yang senada dengan itu. Itu semua ucapan selamat dengan perkara-perkara umum. Tetapi tetapi jika ucapan selamat dengan syi’ar-syi’ar kufur yang khusus milik mereka seperti hari Raya dan puasa mereka, dengan mengatakan “Selamat hari raya Natal” umpamanya atau “Berbahagialah dengan hari raya ini” atau yang senada dengan itu, maka jika yang mengucapkannya selamat dari kekufuran, dia tidak lepas dari maksiat dan keharaman. Sebab itu sama halnya dengan memberikan uacapan selamat terhadap sujud mereka kepada salib, bahkan di sisi Allah hal itu lebih dimurkai dari pada memberikan selamat atas perbuatan meminum khamar, membunuh orang, berzina atau yang sebangsanya. Dan seterusnya... (sumber Buku Kitab Tauhid I oleh Syaikh Shalih bin Fauzan)
Muslim muda, sebagai seorang muslim, klo mengucapkan selamat Natal saja dilarang kepada orang-orang kafir, apatah lagi ikut merayakan hari raya mereka. Jadi ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal toleransi antar umat beragama :
1. Tidak boleh menyambut dan bergembira dengan hari raya orang-orang non Islam.
2. Tidak boleh mengucapkan selamat atas perayaan orang-orang non Islam.
3. Tidak boleh memberikan hadiah pada perayaan hari besar orang non muslim.
4. Tidak boleh menghadiri perayaan hari besar orang-orang non Islam.
Jadi sudah paham yah, bagaimana kita seharusnya bertoleransi antar umat beragama. Jadi jangan latah dan ikut-ikutan dengan perayaan-perayaan mereka. Dan disinilah pentingnya kita berilmu. (Abu Ubaid Assabbany)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda.
Komentarlah yang sopan.
Komentar boleh berupa kritikan, saran, dan pertanyaan.
Terima kasih perhatiannya