15.11
0
Edisi Kekima/Div.syipublk/05/September 2013



Pahala yang 

selalu mengalir



Kehidupan dunia yang kita jalanadalah kehidupan yang sementara. Manusia sebagai makhluk Allah  dipastikan akan mati. Sebagai muslim, tidaklah penting kapan dan dimana kita akan mati, yang terpenting adalah apakah kita bisa mencapai kematian dalam keadaan tunduk kepada Allah atau tidak. 

Dalam konsepsi Islammati bukanlah akhir dari segalanya, tapi justru mati itu merupakan awalkehidupan yang panjang, yaitu kehidupan akhirat dan setiap kita pasti mengiginkan kebahagiaan di akhirat, karenanya kita selalu membaca doa"Rabbanaa aatina fiddunyaa hasanah wafil aakhirati hasanah, wa qinaa      ‘adzaa bannaar".

Berdo’a saja tidaklah cukup, kebahagiaan   di  akhirat   juga   harus dicapai dengan bekal pahala yang banyak dan untuk harus beramal shaleh yang sebanyak-banyaknya.
Meskipun begitu, ada perbuatan yang pahalanya akan terus diraih oleh orang yang beramal, mekipun ia sudah meninggal dunia. perkara yang dimaksud adalah:

1. Mati syahid.

Mati syahid adalah kematian yang dicapai tatkala seseorang tengah berjuang menegakan kalimat Allah.
Begitu mulianya mati syahid sehingga seorang mu’min yang sebenar-benarnya, dimanapun ia berada selalu mendambakannya. Para syuhada di dalam akhirat mendapatkan surga dan kenikmatan yang luar biasa dari Allah SWT (QS. At Taubah: 111).

2. Mengajar Ilmu.

Ilmu adalah salah satu kunci sekaligus bekal seseorang untuk mencapai kebenaran serta kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu setiap muslim diwajibkan menuntut ilmu untuk selanjutnya ilmu itu diamalkan demi tegaknya kebenaran.

Salah satu cara mengamalkan ilmu adalah dengan mengajarkannya pada orang lain sehingga orang lain bisa memahami dan mengamalkan apa yang kita ajarkan
Nabi SAW bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkannya" (HR. Muslim).

Ilmu itu hendaklah seperti air, ia selalu mengalir dan membersihkan yang kotor serta menyuburkan tanah yang tandus. Dengan mengajarkan ilmu diharapkan orang yang diajarkannya dapat menghilangkan sifat-sifat yang buruk dan menumbuhkan sifat-sifat yang baik.Oleh sebab itu belajar dan mengajar dalam ajaran Islam mendapat keutamaan sendiri.Tetapi bila seseoorang tidak memanfaatkan ilmunya untuk kebaikan, maka Allah menyediakan siksa untuknya.
Nabi SAW, bersabda; "Seberat-berat siksaan atas manusia pada hari kiamat adalah orang alim yang tidak mengajarkan ilmunya." (HR Thabrani).

3. Bershadaqah.

Kasadaran ini harus dipupuk.  Karena membangunan Islam dan ummatnya tidak lepas daripada dana yang didapat dari kesadaran bershadaqah. Oleh sebab itu setiap muslim diwajibkan untuk mewujudkan kesadaran bershadaqah manakala ingin meraih kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Tapi bila tetap bermegah-megahan dengan harta dan tidak mau bersedekah, maka Allah SWT akan menurunkan azabnya (QS. Al- Humazah; 1-7).

Bila shadaqoh telah ditunaikan, dalam bentuk uang maupun barang, maka orang yang mengeluarkannya akan meraih pahala. Sebab uang serta barangnya itu terus berguna bagi kepentingan Islam dan ummatnya.

4. Anak Yang Shaleh.
Dalam konsepsi Islam, anak yang shaleh itu bukan sekedar didambakan dan meraihnya hanya dengan do’a, namun harus dengan pendidika. RasuluLlah menegaskan: "Didiklah anak-anakmu dan perbagus adab mereka" (HR. Ibnu Majah). 


Ketika Fajar Menyingsing

Setelah keheningan malam mulai memecah, seiring dengan fajar yang mulai merekah, saat kewajiban shalat shubuh selesai ditunaikan, Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam tetap duduk di tempat selepas shalat shubuh untuk berdzikir menyebut asma Alloh Subhannahu wa Ta’ala sampai terbit matahari.

Kemudian beliau mengerjakan shalat dua rakaat. Jabir bin Samurah Radhiallaahu anhu menceritakan kepada kita: “Biasanya Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam selalu duduk di tempat shalat seusai menunaikan shalat subuh sampai matahari benar-benar meninggi.” (HR: Muslim) Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menganjurkan umatnya agar meng-amalkan sunnah yang agung tersebut. Beliau menyebutkan pahala dan balasan yang besar bagi orang yang mengamalkannya. 

Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam pernah bersabda, yang artinya: “Barang siapa yang ikut shalat fajar berjamaah di masjid, lalu duduk berdzikir mengingat Allah Subhannahu wa Ta’ala sampai matahari terbit, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR: At-Tirmidzi)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda.
Komentarlah yang sopan.
Komentar boleh berupa kritikan, saran, dan pertanyaan.


Terima kasih perhatiannya